SELAMAT DATANG DI ODHOSUKA.BLOGSPOT.COM DAN TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG SAYA

Tips Cara Menghadapi Wawancara Kerja


Tips Cara Menghadapi Wawancara Kerja
ilustrasi
Selama pencarian kerja, anda mungkin akan melakukan serangkaian proses wawancara kerja. Sebagian besar perusahaan menggunakan wawancara untuk lebih mengenal pemohon dan mengukur apakah anda memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.
Sangat penting bagi anda untuk mempersiapkan wawancara kerja yang akan dilakukan. Biasanya mereka akan membuat keputusan akhir dalam sesi ini, sehingga anda perlu untuk membuat kesan positif pada mereka.
Ada beberapa tips wawancara kerja yang bisa anda siapkan untuk menjadi kandidat utama dalam pekerjaan yang ditawarkan. Campusgrotto memberikan tips menghadapi wawancara kerja.


Cari Tahu siapa perusahaan itu
Perusahaan akan senang, bila anda datang pada sebuah wawancara kerja dengan membawa pengetahuan tentang perusahaan. Anda bisa mencoba untuk melakukan sedikit pencarian mengenai profil perusahaan di website mereka. Pelajari mulai dari sejarah, jumlah karyawan, dan fakta lain yang ada di website perusahaan tersebut.
Poles keterampilan anda
Penting bagi anda untuk memiliki gelar dalam sebuah bidang tertentu. Tentu anda harus paham betul tentang apa yang anda kuasai. Misalnya, bila anda mengkhususkan diri pada pemrograman komputer, maka anda harus siap bila pertanyaan seputar pemrograman komputer keluar.
Jika Anda memiliki gelar Psikologi, maka anda mungkin diminta menyelesaikan masalah atas situasi yang berhubungan dengan Psikologi dan bagaimana anda menangani mereka. Oleh karena itu, penting bagi anda untuk siap memamerkan pengetahuana anda.
Bawa resume anda
Pewawancara kemungkinan besar akan memiliki salinan dari resume anda. Perlu juga membawa salinan resume anda. Jika Anda melakukan wawancara untuk posisi guru, maka pastikan membawa portofolio guru.
Coba praktekkan
Mintalah seorang teman, orang tua atau mentor anda untuk duduk bersama dan melakukan simulasi pertanyaan wawancara. Ini akan memudahkan anda menjawab segala pertanyaan pada wawancara kerja yang sesungguhnya. Ketika pewawancara bertanya, anda harus berpikir cepat dan segera menjawabnya dengan baik.
Beberapa pertanyaan yang biasa diberikan adalah:
“Mengapa anda berpikir, anda adalah kandidat yang baik untuk pekerjaan ini?”

“Dengan cara apa anda akan menjadi aset perusahaan ini?”
“Apa tujuan karir Anda?”
“Jelaskan keberhasilan yang pernah anda alami?”

Tepat waktu
Tidak ada yang lebih buruk, bila anda terlambat untuk hadir dalam wawancara kerja. Pastikan Anda datang tepat waktu dan siap. Jika Anda telah berubah pikiran untuk menghadiri wawancara, pastikan untuk menghubungi dan membatalkan. Jadilah profesional dan siap untuk meletakkan kaki terbaik anda ke depan

Teori Herzberg dan Kepuasan Kerja Karyawan
Ilustrasi
Tampaknya semua ahli setuju untuk memasukan teori Herzberg dalam pandangan teori kepuasan kerja karyawan. Pemilihan ini disebabkan karena teori Herzberg diturunkan atas pembagian hierarki kebutuhan Maslow menjadi kebutuhan atas dan bawah.
Maslow membagi kebutuhan manusia berdasarkan hierarki dari kebutuhan yang paling rendah ke kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan manusia versi Maslow pertingkatan adalah:

  •        Kebutuhan fisiologis,
  •        kebutuhan rasa aman,
  •        kebutuhan sosial,
  •        kebutuhan harga diri, dan
  •        kebutuhan aktualisasi diri.
Pembagian dua buah atas dan bawah itu membuat teori Herzberg dikenal orang sebagai two factor theory atau motivator hygiene theory. Kebutuhan tingkat atas pada teori Herzberg yang diturunkan dari maslow adalah penghargaan dan aktualisasi diri yang disebut sebagai motivator, sedangkan kebutuhan yang lain digolongkan menjadi kebutuhan bawah yang disebut sebagai hygiene factor.
Terdapat faktor-faktor tertentu yang diasosiakan dengan kepuasan kerja dan faktor-faktor tertentu yang disosiasikan dengan ketidakpuasan kerja.
Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain:
1.      Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya yang dirasakan dan diberikan pada tenaga kerja.
2.      Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya.
3.      Pencapaian (achievement), besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi.
4.      Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya.
5.      Pekerjaan itu sendiri (work it self), besar kecilnya tantangan bagi tenaga kerja dari pekerjaannya.
Semua faktor diatas sering kali berhubungan dengan isi (content) dari sebuah pekerjaan, itu mengapa seringkali disebut juga content factor. Sedangkan kelompok-kelompok faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan dalam pekerjaan seringkali disebut dengan context factor. Faktor faktor ini adalah:
  1. Kebijakan perusahaan (company policy), derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku diperusahaan.
  2. Penyeliaan (supervision), derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan oleh tenaga kerja.
  3. Gaji (salary), derajat kewajaran gaji/upah sebagai suatu imbalan atas hasil kerjanya (performance)
  4. Hubungan antar pribadi (interpersonal relations), derajat keseuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
  5. Kondisi kerja (working condition), derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksanaan pekerjaannya.
Content factor dalam teori Herzberg sering disebut dengan motivator, yaitu faktor faktor yang dapat mendorong orang untuk dapat memenuhi kebutuhan tingkat atasnya dan merupakan penyebab orang menjadi puas atas pekerjaannya. Bila content factor ini tidak ada, maka akan dapat menyebabkan seseorang tidak lagi puas atas pekerjaannya atau orang tersebut dalam keadaan netral, merasa tidak ”puas” tetapi juga tidak merasa ”tidak puas”.
Sedangkan context factor, yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan ini sering disebut dengan hygiene factor, dimana pekerjaan memberikan kesempatan untuk seseorang dalam pemenuhan kebutuhan tingkat bawah. Bila context factor yang tidak terpenuhi, tidak ada, ataupun tidak sesuai maka dapat membuat pekerja merasa tidak puas (dissatisfied).
Dalam ketidakterpenuhinya context factor akan membuat tenaga kerja banyak mengeluh dan merasa tidak puas, tetapi bila dipenuhi maka pekerja akan berada pada posisi tidak lagi tidak puas (bukan berarti puas) atau tepatnya dalam keadaan posisi netral.
Faktor faktor yang masuk kedalam kelompok motivator cenderung merupakan faktor yang menimbulkan motivasi kerja yang lebih bercorak proaktif, sedangkan faktor yang termasuk kedalam kelompok hygiene cenderung menghasilkan motivasi kerja yang lebih reaktif. Faktor hygiene bisa memindahkan ketidakpuasan dan meningkatkan performance, namun sampai titik tertentu, memperbaiki faktor faktor tersebut tidak lagi berpengaruh banyak.
Untuk itu usaha-usaha yang dilakukan untuk lebih meningkatkan peformance dan sikap lebih positif, sebaiknya menggunakan dan berpusat pada faktor faktor motivator. Pekerjaan seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan derajat penghargaan yang tinggi oleh kedua faktor tersebut. Faktor hygiene untuk menghindari ketidakpuasan kerja karyawan dan motivator sebagai faktor yang memastikan kepuasan kerja karyawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Tanah Grogot,Kabupaten Paser | OdhoSuka
Copyright © 2012. Odhosuka - All Rights Reserved
Design by Wahyu Desambodo
Proudly powered by Blogger